Search from the Journals, Articles, and Headings
Advanced Search (Beta)
Home > Educativo: Jurnal Pendidikan > Volume 1 Issue 1 of Educativo: Jurnal Pendidikan

Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Siswa Di SMA Swasta Katolik Bintang Laut |
Educativo: Jurnal Pendidikan
Educativo: Jurnal Pendidikan

Article Info
Authors

Volume

1

Issue

1

Year

2022

ARI Id

1682060067667_2367

Pages

16-21

DOI

10.56248/educativo.v1i1.3

PDF URL

https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/download/3/44

Chapter URL

https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/view/3

Subjects

Peran karakter ppkn

 

Abstract

In the world of education, especially in the field of character possessed by students, students often neglect the character that students should instil in themselves. In dealing with this, the role of the teacher is significant in it. The purpose of this study was to determine the teacher's role in shaping the character of students at Bintang Laut Catholic High School and how teacher professionalism and school culture can influence shaping student character. The approach used in this research is a qualitative approach with a descriptive type of research. The data sources in this study were teachers at Bintang Laut Catholic High School, a sample of 5 teachers as respondents and 5 students as informants. The data collection technique used is through observation, interviews, and documentation stages. Data analysis was carried out through three activity lines (1) data reduction, (2) data presentation, and (3) conclusion. The results of the study indicate that the teacher's role is significant in shaping the character of students at Bintang Laut Catholic High School; almost all teachers are professional in carrying out their duties, providing good examples and examples, such as arriving on time, dressing neatly, being responsible for what has been entrusted to him, and giving reprimands and sanctions for students who neglect their responsibilities, as for the school culture at Bintang Laut Catholic High School; namely, there is an apple every morning by singing and praying together as well as reading short reflections, morning exercises every Friday, and early month mass.

 

Keywords: role, character, ppkn

 

 

PENDAHULUAN

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara (Bahri, 2010:36; Usman, 2010).

Pembahasan mengenai peran guru selalu menarik, karena guru adalah kunci pendidikan (Fajra et al., 2020; Mardhiah et al., 2020). Di sekolah, guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia dalam hal ini anak didik. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal disekolah, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru (Bahri, 2010:1). Di sekolah, guru adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan anak didik, guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa (Bahri, 2010:34).

Berdasarkan pada pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab, dan berkepribadian yang baik. Bila diteliti apa yang tercantum pada pasal 3 tersebut, maka yang menjadi tugas guru, yaitu: 1) membentuk manusia susila, 2) membentuk manusia susila yang cakap, 3) membentuk warga negara, 4) membentuk warga negara yang demokratis, 5) membentuk warga negara yang bertanggung jawab dan berkepribadian yang baik.

Pendidikan sendiri tidak hanya menekankan pada kecerdasan intelektual semata semata, namun di samping itu pendidikan juga mempersipkan para peserta didik untuk mempunyai kecerdasan secara sosial, artinya mereka mempunyai karakter-karakter luhur yang sesuai dengan kearifan budaya lokal yang dibawanya. Menurut Simon Philips dalam buku Refleksi Karakter Bangsa (Facthul, 2012; Muslich, 2011:70) karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sementara itu, Mardhiah et al., (2020) menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai "ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.

Sebagaimana hasil obervasi yang saya lakukan di SMAS Katolik Bintang Laut, dan juga wawancara terhadap Guru dan Siswa, saya menemukan fakta bahwa disana masih terdapat siswa yang mempunyai karakter yang tidak baik, salah satunya tidak mengikuti peraturan sekolah dan tidak mengikuti proses belajar dengan baik, terlepas dari itu, juga banyak siswa yang memang memiliki karakter yang baik.

Berbicara mengenai pendidikan dan permasalahannya, maka peranan guru sangat menentukan di dalamnya, Peran guru sangat progresif untuk mengembangkan potensi, kualitas, bakat, dan keterampilan peserta didik secara optimal, Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai educator, manager, administrator, leader, inovator, motivator, demonstrator, evaluator, dan fascilitator (Kunandar, 2011; Sukiman, 2016). Oleh sebab itu, guru dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, sebagai guru terpanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar bahwa guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk Manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

 

METODE

Pendekatan yang digunakan yaitu: pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif yang mendeskirpsikan data-data yang ada, menganalisis dan menginterprestasikan (Sugiyono, 2016; Moleong, 2016). Menganalisis data yang berupa peran guru dalam membentuk karakter siswa di SMA Swasta Katolik Bintang Laut, peran guru tersebut dideskripsikan sesuai dengan hasil analisis data. Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Subjek dalam penelitian ini yaitu Guru dan Siswa di SMA Swasta Katolik Bintang Laut. Teknik pengumpulan data yaitu dengan obeservasi, wawancara, dokumen pribadi dan resmi, foto, rekaman, gambar, dan percakapan informal semua merupakan pengumpulan data kualitatif (Fathoni, 2011:112; Sujarweni, 2014). Teknik analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik anaisis data yang dikemukakan oleh Emzir (2014:129-135) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan: (1) reduksi data, (2) model data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi).

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profesionalisme Guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, karena sudah terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun dalam metode. Selain itu, juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

Menurut Ziliwu et al., (2022) mengatakan, bahwa budaya sekolah dapat dinyatakan sebagai budaya akademik yang terstruktur, yang mengembangkan kompetensi intelektual peserta didik. Tetapi didalamnya juga terdapat sosial budaya dan psikologis. Artinya semua peserta didik harus melibatkan dirinya dalam kondisi akademis, terjadwal, terprogram, dan juga harus mampu mensosialisasikan dirinya dengan teman-teman sekolahnya, dengan gurunya dan dengan budaya dasarnya. Pembentukan, pengembangan dan pemeliharaan nilai-nilai budaya sekolah amatlah penting. Dalam konsep sekolah, budaya sekolah sering di sebut sebagai suasana sekolah, di maknai sebagai bagaimana warga sekolah berpikir dan bertindak (Lickona, 2010:448; Zagoto et al., 2019).

Dibagian ini, penulis akan membahas hasil wawancara dengan guru dan siswa untuk mencari informasi tentang bagaimana peran guru dalam membentuk karakter siswa di SMA Swasta Katolik Bintang Laut, hasil wawasncara yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Profesionalisme guru penting dalam membentuk karakter siswa di SMA Swasta Katolik Bintang Laut antara lain: a). Profesionalisme guru itu sangat penting dalam membentuk karakter siswa, bila seorang guru professional maka guru akan lebih mudah membentuk karakter siswa, karena baiknya hal itu dimulai dalam diri seorang guru (Alturisman Zagoto, S.Pd); b). Profesional guru sangat penting, seorang guru harus bisa menguasai bahan ajar, menguasai kelas, menguasai elemen-elemen kependidikan, mampu mengelolah nilai, mampu mengelolah program belajar mengajar, mampu mengelola dan menggunakan media, dan sebagainya, dan bila seorang guru tidak memiliki item item diatas, maka seorang guru belum bisa dikatakan professional dan seterusnya pembentukan karakter siswa tidak akan maksimal karena seorang guru sendiri belum professional (Masarniwati Hulu, S.Pd); c). Profesionalitas guru itu sangat penting, disekolah tidak ada orang lain yang bisa digugu, ditiru oleh seorang siswa selain Guru, maka seorang Guru harus mengisi dirinya sendiri dalam hal ini memulai dalam diri sendiri hal-hal yang postif sehingga pada akhirnya hal itu bisa ditiru oleh siswa (Jansen N. Dakhi, S.Fil); d). Profesional guru dalam membentuk karakter siswa itu sangat penting, jadi pertama sekali dulu seorang guru dapat menjadi contoh kepada siswa, misalnya menjaga kebersihan, apabila seorang guru memberikan contoh bagaiamana menjaga kebersihan lingkungan sekolah maka siswa akan mencontoh apa yang dilakukan guru tersebut, contoh lainnya datang tepat waktu dan sebagainya (Simulia Bate'e, S.Pd); dan e). Profesional itu sangat penting, seorang guru adalah sosok yang digugu, diteladani, jadi seorang guru harus mampu memberi contoh yang baik, seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi, tidak berbicara dengan kalimat kalimat yang tidak baik, dan sebagainya (Fransiskus F. Laia, S.Pd), dan 2). Pengamatan siswa terhadap guru profesional dalam menjalankan tugasnya, antara lain: a). Bapak dan Ibu guru professional dalam menjalankan tugasnya, mereka dapat memberikan materi pembelajaran yang mudah kami pahami dan dapat membimbing kami didalam kelas (Mutiara Giawa); b). Ya, guru di SMAS Katolik Bintang Laut profesional dalam melaksanakan tugasnya, juga memberikan contoh yang baik pada kami, misalnya berpakaian rapi, datang tepat waktu, mengajar dengan baik di kelas, dan sebagainya (Primus Santosa Ndruru); c). Disini guru-gurunya professional, mampu mengajar dengan baik, memberi contoh yang baik pada kami, terus membimbing dan membina kami (Virnis Jenniver Laia); d). Di SMA Bintang Laut, gurunya profesinal dalam bidangnya, dan terlebih bisa memberi contoh yang baik bagi kami, seperti datang tepat waktu, berpakaian rapi, didalam kelas mampu mengajar dan menggunakan media dengan baik (Agustinus Halawa); dan e). Ya, professional, karena para guru mengajar dengan baik, materi-materi yang diberikan juga ringkas dan mudah dimengerti dan para guru mengajar dengan metode yang menyenangkan (Michelyn Ndruru).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menemukan bahwa Peran guru dalam pembentukan karakter siswa di SMA Swasta Katolik Bintang Laut tidak terlepas dari Profesionalitas seorang guru., Alturisman Zagoto, Masarniwati Hulu, Jansen Dakhi, Simulia Batee, dan Fransiskus F. Laia, mengungkapkan Profesionalime guru di SMA Swasta Katolik Bintang Laut sangat penting dalam mengembangkan karakter siswa, dengan seorang guru profesional dalam menjalankan tugasnya misalnya menjadi contoh dan teladan yang baik datang tepat waktu, berpakaian rapi, tidak bermalas-malasan masuk kedalam kelas, memberikan tugas baik itu tugas saat proses belajar mengajar maupun tugas di luar kelas seperti piket harian, memberikan nasihat dan motivasi kepada siswa serta bersikap tegas dalam pemberian sanksi, hal ini dapat membantu siswa pengembangan karakter yang dimilikinya. Dan berdasarkan hasil wawancara siswa, penulis memperoleh data bahwa guru di SMA Swasta Katolik Bintang Laut dalam menjalankan tugasnya sebagai guru sudah profesional, ditandai dengan guru yang dapat menjadi contoh dan teladan yang baik, berpakaian rapi, datang tepat waktu, tidak bermalas-malasan masuk kedalam kelas, memberikan tugas saat proses belajar mengajar, memberikan sanksi bagi siswa yang melalaikan tanggung jawabnya, terus mengarahkan, membimbing dan memotivasi siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa.

Berdasarkan hasil wawancara 5 orang guru sebagai responden dan 5 orang siswa sebagai informan, maka penulis menyimpulkan bahwa budaya sekolah di SMA Swasta Katolik Bintang Laut sangat penting dalam membentuk karakter siswa, ada pun budaya sekolah yang ada yaitu apel setiap pagi, ada nyanyi dan doa yang dipimpin oleh siswa secara bergantian, misa setiap awal bulan atau akhir semester, berkunjung bila ada duka,Lisa Labil Budi Tosa (Lihat Sampah Langsung Ambil Buang di Tong Sampah), 3 S (Senyum, Sapa, Salam), dan beberapa budaya sekolah lainnya dalam bentuk akademik dan nonakademik. Sesuai dengan penelitian Rugaiyah (2011) dan Hamalik (2010) bahwa budaya sekolah yang baik ini akan membiasakan siswa melakukan hal hal yang baik dan dapat membentuk karakternya yang baik.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa profesionalisme guru sangat penting dan berpengaruh sangat besar dalam pembentukan karakter siswa di SMA Swasta Katolik Bintang Laut. Profesionalisme guru di SMA Swasta Katolik Bintang Laut sudah terlaksana dengan baik, ditandai dengan hampir semua guru profesional dalam mata pelajaran yang diampunya, memberikan contoh dan teladan yang baik, misalnya datang tepat waktu, berpakaian rapi, tidak bermalas-malasan, bertanggung jawab atas apa yang sudah dipercayakan padanya, serta memberikan teguran dan sanksi bagi siswa yang melalaikan tanggung jawabnya. Hal ini bertujuan agar siswa memiliki karakter yang baik. Kemudian budaya sekolah di SMA Swasta Katolik Bintang Laut juga sangat penting dalam membentuk karakter siswa, ada pun budaya sekolah yang ada yaitu apel setiap pagi, ada nyanyi dan doa yang dipimpin oleh siswa secara bergantian, misa setiap awal bulan atau akhir semester, berkunjung bila ada duka,Lisa Labil Budi Tosa (Lihat Sampah Langsung Ambil Buang di Tong Sampah), 3 S (Senyum, Sapa, Salam), dan beberapa budaya sekolah lainnya dalam bentuk akademik dan nonakademik. Budaya sekolah yang baik ini akan membiasakan siswa melakukan hal hal yang baik dan dapat membentuk karakternya yang baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Djamarah Syaiful (2010). Guru Dan Anak Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

Facthul. (2012). Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar_Ruzz Media.

Fajra, M., Ambiyar, A., Rizal, F., & Dakhi, O. (2020). Pengembangan Model Evaluasi Kualitas Output Pembelajaran Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Kota Padang. Cakrawala: Jurnal Pendidikan, 14(1), 1-9. https://doi.org/10.24905/cakrawala.v14i1.1480

Fathoni A. (2011). Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyususnan Skripsi. Jakarta: PT. Asdi Mahastya

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kunandar. (2011). Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

Laoli, Adieli, Oskah Dakhi, and Maria Magdalena Zagoto (2022). The Application of Lesson Study in Improving the Quality of English Teaching. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 4(2):2238–2246.

Lickona, T. (2010). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Malang: UM Press.

Masril, M., Dakhi, O., Nasution, T., Ambiyar. (2020). Analisis Gender Dan Intellectual Intelligence Terhadap Kreativitas. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18 (2), 182-191. https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i2.1847

Masril, M., Jalinus, N., Jama, J., & Dakhi, O. (2020). Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Kurikulum 2013 Di SMK Negeri 2 Padang. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 12 (1), 12-25.

Moleong Lexy J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich Masnur. (2011). Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rugaiyah. (2011). Profesi Kependidikan. Bogor. Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sukiman. (2016). Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Usman Moch Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zagoto, Maria M. & Nevi Yarni (2019). Perbedaan Individu dari Gaya Belajarnya Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 2(2), 259-265.

Ziliwu, Dalifati, Arozatulo Bawamenewi, Sadiana Lase, Kristof Martin Efori Telaumbanua, and Oskah Dakhi. (2022). Evaluasi Program Pengembangan Instrumen Praktek Pengalaman Lapangan. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 4(2), 2316–2323.

Submitted

Accepted

Published

: https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.3

04-04-2022

18-04-2022

21-04-2022

 

Loading...
Issue Details
Article TitleAuthorsVol InfoYear
Article TitleAuthorsVol InfoYear
Similar Articles
Loading...
Similar Article Headings
Loading...
Similar Books
Loading...
Similar Chapters
Loading...
Similar Thesis
Loading...

Similar News

Loading...
About Us

Asian Research Index (ARI) is an online indexing service for providing free access, peer reviewed, high quality literature.

Whatsapp group

asianindexing@gmail.com

Follow us

Copyright @2023 | Asian Research Index