Search from the Journals, Articles, and Headings
Advanced Search (Beta)
Home > Educativo: Jurnal Pendidikan > Volume 1 Issue 1 of Educativo: Jurnal Pendidikan

Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Di SMA Ekasakti Padang Dengan Metode Pembelajaran Demonstration Berbasis Discussion Process |
Educativo: Jurnal Pendidikan
Educativo: Jurnal Pendidikan

Article Info
Asian Research Index Whatsapp Chanel
Asian Research Index Whatsapp Chanel

Join our Whatsapp Channel to get regular updates.

Abstract

This study aims to determine the increase in student activity and learning outcomes in Islamic Religious Education (PAI) subjects after the implementation of the discussion process-based demonstration learning method. The research method used in this research is Classroom Action Research (CAR). The study was conducted at SMA EKASAKTI Padang in class XI. The data collection methods used in this study were: observation, interviews, documentation, and tests. Data analysis in this study was carried out descriptively, quantitatively and qualitatively. The results of this study are: (1). the readiness of students in receiving lessons before taking action is 39.06%, after the first cycle is 70.31%, and after the second cycle is 86.23%. (2). the activeness of students in the learning process before the action was taken was 23.18%, after the first cycle was 67.97%, and after the second cycle was 85.41%. (3). the percentage of students who get a complete score above 70 before taking action is 31.75%, after the first cycle is 68.25%, and after the second cycle is 87.75%. (4). there is a significant increase between each indicator in each cycle, it can be seen from the increase in students' readiness, activeness, and learning outcomes before the action is taken, in the first cycle and in the second cycle. In cycle II all indicators have exceeded the target percentage of success indicators that have been set. So that the research cycle can be stopped in cycle II and it can be concluded that the discussion process-based demonstration learning method is successful and more effective than the lecture method.

 

Keywords: learning outcomes, Islamic religious education, demonstration, discussion process

 

PENDAHULUAN

Salah satu komponen yang penting dalam sistem pelaksanaan pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas pembelajarannya (Novalinda et al., 2020; Timor et al., 2021; Zebua et al., 2021; Zagoto et al., 2019). Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di SMA Ekasakti Padang yang sekarang diberlakukan adalah dapat membuat siswa aktif dalam menemukan dan membangun pemahaman serta sikap aktif mereka terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas XI SMA Ekasakti Padang yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa guru terungkap beberapa permasalahan. Rendahnya prestasi belajar siswa merupakan salah satu permasalahannya di mana nilai ulangan harian siswa hanya rata-rata 57,48.

Penyebab rendahnya prestasi belajar antara lain: siswa kurang antusias atau semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (Dakhi, 2022; Harefa et al., 2022; Zebua et al., 2022). Hal ini ditunjukkan dari pengamatan di kelas saat kegiatan belajar mengajar siswa acuh tak acuh ketika guru sedang menjelaskan pelajaran. Permasalahan juga muncul saat wawancara dengan siswa secara langsung, siswa mengungkapkan kurangnya perhatian seorang guru saat berlangsungnya pelajaran dengan kata lain interaksi antara siswa dan guru belum terbentuk dengan baik, guru cenderung hanya menerapkan kegiatan menulis di papan, ceramah dan mencatat.

Dengan melihat permasalahan yang timbul terhadap metode pembelajaran yang digunakan, pentingnya mata pelajaran dan singkatnya waktu yang dialokasikan maka dibutuhkan suatu solusi agar dengan waktu yang singkat tersebut siswa dapat menerima pelajaran tersebut dengan maksimal. Hal realistis yang dapat dilakukan adalah mengubah metode pembelajaran menjadi metode pembelajaran demonstrasi berbasis discussion process yang diharapkan siswa lebih aktif dan penyerapan materi ajar lebih efektif (Rina, Endayani & Agustina, 2020).

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertujukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Daluba, 2013).

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna (Supardanayasa, 2021). Metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya (Budianto, Ngadiman & Sumaryati, 2013). Harapannya dengan metode demonstrasi hasil belajar siswa yang efektif dapat menjadikan nilai peserta didik menjadi lebih baik. Di mana hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar (Ferdiansyah et al., 2020; Lase & Ndruru, 2022; Masril et al., 2020; Novalinda et al., 2020; Laoli et al., 2022; Telaumbanua, 2022; Telaumbanua et al., 2019; Zagoto, 2022).

Langkah-langkah dalam menerapkan metode demonstrasi yaitu: guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, menyajiakan bahan atau alat yang diperlukan, menjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan, seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya, tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan, guru membuat kesimpulan (Kusuma, 2020).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di rancang dan mengkaji: peningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas XI di SMA Ekasakti Padang dengan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process.

 

METODE

Prosedur penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah diagnosis masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan penentuan keputusan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 34 siswa. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Ekaskti Padang berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai mata pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) dengan materi Pengurusan Jenazah setelah diterapkan metode pembelajaran aktif metode demonstration berbasis discussion process.

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawanara, dokumentasi, tes (pretest dan posttest). Analisis data dalam penelitian tindakan ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Penyajian data dapat dilakukan secara deskriptif kuantitatif maupun kualitatif (Sugiyono, 2018).

 

Indikator Keberhasilan

Untuk mengukur keberhasilan tujuan penelitian di atas dirumuskan indikator sebagai berikut. Pada siklus terakhir, sekurang-kurangnya:

  • Meningkatkan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi Pengurusan Jenazah minimal mencapai persentase 70% dari skala 0%-100%.

  • Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi Pengurusan Jenazah minimal mencapai persentase 70% dari skala 0%-100%.

  • Meningkatkan rata-rata hasil belajar yang dicapai pada pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada materi Pengurusan Jenazah yang mencapai nilai ketuntasan (70) minimal mencapai persentase 70% dari skala 0%-100%.

     

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

    Pada siklus I melaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi menjelaskan proses dasar dengan materi memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah. Siklus I terdiri dari dua pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

    Secara rinci hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

    a. Tahap Perencanaan

    1). Dokumentasi kondisional siswa yang meliputi jumlah siswa dalam kelas, serta memperhatikan nilai ulangan dan pretest yang telah diberikan kepada siswa pada saat pelaksanaan sebelum tindakan.

    2). Identifikasi masalah yang timbul pada siswa dan guru, kenyataan yang ada setelah melakukan identifikasi bahwa siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang tergolong siswa yang kurang minat dalam belajar sedangkan cara mengajar guru hanya monoton selalu menggunakan metode ceramah yang digunakan sehingga peserta jenuh dan cenderung bersifat pasif.

    3). Berkolaborasi dengan guru untuk merencanakan tindakan kelas siklus I berkaitan dengan metode pembelajaran, untuk model pembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran aktif dengan metode demonstration berbasis discussion process.

    4). Membuat jadwal kegiatan penelitian dengan bantuan guru.

    5). Menyusun lembar kegiatan siswa, lembar observasi siswa, rencana pembelajaran dan soal evaluasi akhir siklus I

     

    b. Proses Pelaksanaan Tindakan

    1). Pada pertemuan 1 dengan melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan instrumennya yaitu menganalisis syarat-syarat jenazah dimandikan; syarat orang yang memandikan jenazah dan tata cara memandikan jenazah menggunakan metode demonstration berbasis discussion process.

    2). Guru mensosialisasikan kepada siswa tentang model pembelajaran aktif dengan metode demonstration berbasis discussion process yang akan digunakan sebagai setting pembelajaran.

    3). Guru menyampaikan materi pelajaran tentang pengertian, jenis-jenis, bagian-bagian, fungsi, dan cara kerja dengan menggunakan alat bantu projektor, dan papan tulis. Selain itu guru juga membagikan hand out kepada siswa agar siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru.

    4). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk keaktifan bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti serta guru memberikan pertanyaan kepada siswa.

    5). Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan proses demonstration berbasis discussion process dengan cara melakukan praktek. Pada saat melakukan praktek guru melakukan demonstrasi pada boneka sebagai alat bantu praktek sehingga siswa dapat mengetahui secara langsung melihat tentang bentuk dan cara kerja dari proses pengurusan jenazah tersebut. Pada saat proses demonstrasi guru memberikan rangsangan-rangsangan kepada siswa untuk memicu keaktifan siswa baik dalam hal bertanya maupun melakukan uji coba pada saat praktek pengurusan jenazah. Pada proses demonstrasi ini barbasis diskusi, sehingga siswa dapat secara langsung bertanya kepada guru jika mereka tidak paham ketika proses demonstrasi berlangsung.

    6). Guru mengarahkan keaktifan dalam interaksi dan diskusi hasil demonstration berbasis discussion process dalam pengkomunikasian pengamatan dan percobaan serta konsep pemecahan masalah. Proses diskusi ini dilakukan di dalam kelas, yang nantinya hasil diskusi ini akan dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya.

    7). Guru memberikan tugas pekerjaan rumah secara kelompok menurut kelompok diskusi tentang materi yang telah diajarkan. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang siswa agar lebih aktif dalam mencari referensi tentang materi ajar dan dapat meningkatkatkan tingkat pemahaman siswa.

    8). Pada pertemuan kedua, guru dan peneliti melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan beserta instrumennya.

    9). Guru meminta tugas yang diberikan kepada siswa untk selanjutnya dilakukan penilaian.

    10). Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif melaksanakan demonstration berbasis discussion process dengan cara masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan tentang apa yang telah mereka diskusikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya setelah demonstrasi selesai siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan tentang apa yang telah mereka demonstrasikan. Masing-masing kelompok diberikan waktu 5-8 menit untuk melakukan demonsratsi dan menjawab pertanyaan.

    11). Setelah proses demonstration berbasis discussion process selesai dilakukan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

    12). Pada petemuan kedua, guru melakukan evaluasi siklus I selama 35 menit dan 10 menit untuk mengkoreksi dan pengumuman nilai-nilai hasil pembelajaran dalam ketuntasan, apaila ada nilai kurang dari 70 wajib melakukan perbaikan.

    Selain itu guru memberikan tugas kepada siswa tentang pokok bahasan materi selajutnya di siklus II tentang menyalatkan dan menguburkan jenazah untuk belajar di rumah dengan sumber refrensi buku, internet dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk merangsang siswa agar lebih aktif dalam mencari materi pelajaran.

     

    c. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I

    Dari hasil penelitian pada siklus didapatkan data sebagai berikut:

  • Tingkat kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada siklus I adalah 70,31%, dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel 1. Tingkat Kesiapan Siswa Pada Siklus I

    No

    Indikator Keaktifan

    %

    Rerata

    1

    Bertanya

    67,19%

    67,97%

    2

    Menanggapi Pertanyaan Guru Dan Teman Pada Proses Diskusi

    64,84%

    3

    Melakukan Diskusi Dan Menemukan Hasil Pemecahan Masalah

    71,87%

     

    2). Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah 67,97%, dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel 2. Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus I

    No

    Indikator Keaktifan

    %

    Rerata

    1

    Bertanya

    67,19%

    67,97%

    2

    Menanggapi Pertanyaan Guru Dan Teman Pada Proses

    Diskusi

    64,84%

    3

    Melakukan Diskusi Dan Menemukan Hasil Pemecahan

    Masalah

    71,87%

     

    3). Hasil Prestasi Belajar Dari Tes Formatif

    Hasil tes pada siklus I terhadap 32 siswa, diperoleh data sebagai berikut:

  • Siswa yang tuntas belajar dalam kompetensi sebanyak 22 siswa (68,75%).

  • Siswa yang belum tuntas belajar dalam kompetensi sebanyak 10 siswa (31,25%).

     

    d. Refleksi

    1). Refleksi dilakukan terhadap hasil tindakan setelah jam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) selesai. Dari kegiatan ini diperoleh beberapa hal yang dapat di catat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu:

    a) Suasana kelas yang masih kurang terkendali atau gangguan kelas cukup besar dalam proses pelaksanaan demonstration berbasis discussion process oleh siswa.

    b) Suasana kelas yang masih kurang terkendali dalam proses diskusi.

    c) Kerjasama antar siswa dan tanggung jawab siswa masih perlu ditingkatkan dalam interaksi berdiskusi.

    d) Kekompakan siswa dalam anggota kelompok ketika melakukan presentasi demonstrasi masih kurang solid.

    2). Tingkat kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum tindakan yaitu 39,06% dan 23,18%, sedangkan pada tindakan siklus I tingkat kesiapan dan keaktifan siswa adalah 70,31% dan 67,97%. Hal ini berarti tingkat keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup tinggi, meskipun belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70%. Sedangkan tingkat kesiapan siswa dalam menerima pelajaran juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi serta sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan. Namun agar hasil tindakan lebih mantap maka perlu dilakukan tindakan pada siklus kedua.

    3). Prestasi hasil belajar siswa yang tuntas sebelum tindakan yaitu ada 10 siswa (31,75%), sedangkan pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas belajar adalah 22 siswa (68,25%). Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu 70%, namun sudah terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Sehingga untuk pemantapan akan dilakukan tindakan di siklus ke dua.

    4). Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas siklus II maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas siklus I. Berdasarkan hasil dari refleksi tindakan kelas siklus I, maka beberapa revisi yang disepakati antara peneliti dan guru adalah sebagai berikut:

    a) Guru harus dapat mengontrol dan menguasai suasana kelas dalam proses pelaksanaan demonstration berbasis discussion process oleh siswa agar pelaksanaannya berjalan sesuai prosedur.

    b) Guru harus dapat membimbing dan mengawasi suasana kelas yang masih kurang terkendali dalam proses diskusi agar siswa berdiskusi dengan tertib, memberi masukan dan arahan kepada siswa dalam kerjasama antar siswa harus ditingkatkan dalam interaksi berdiskusi agar mencapai hasil yang optimal.

    c) Guru harus mengawasi dan memberi arahan serta motivasi agar tanggung jawab siswa terhadap kelompok berjalan baik dan kompak dalam berdiskusi.

     

    e. Evaluasi

    Tingkat kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada tindakan siklus I yaitu tingkat kesiapan dan keaktifan siswa adalah 70,31% dan 67,97%. Selain itu tingkat pemahaman siswa terhadap tindakan yang telah dilakukan dengan tes formatif yang menunjukkan hasil pencapaian ketuntasan sebesar 68,25%. Dari ketiga indikator penelitian tersebut hanya tingkat kesiapan siswa dalam menerima pelajaran yang mencapai indikator keberhasilan. Sedangkan tingkat keaktifan dan evaluasi hasil belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70%. Sehingga perlu memaksimalkan perbaikan dan tindakan pada siklus II agar dapat mencapai ketuntasan yang optimal. Hasil analisa pelaksanaan tindakan menunjukkan pula adanya kekurangan pada siklus I. Kekurangan tersebut bedasarkan hasil pembahasan ulang dengan guru yaitu pembagian kelompok yang disesuaikan presensi kurang memaksimalkan proses kerja berkelompok siswa. Hal ini disebabkan karena ada sebagian anggota yang disesuaikan dengan deretan presensi tergolong siswa yang kurang aktif.

     

    2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

    Peneliti pada siklus II melaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi menjelaskan proses memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah. Melaksanakan tahap demi tahap yang telah direncanakan dalam PTK ini. Siklus II terdiri dari dua pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Kemudian pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 45 menit.

    Secara rinci hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

    a. Tahap Perencanaan

    1). Berdasarkan dari observasi dan refleksi pada pembelajaran tindakan kelas siklus I, maka rencana tindakan kelas siklus I perlu penambahan dan akan digunakan sebagai acuan tindakan pembelajaran tindakan kelas siklus II.

    2). Mengidentifikasi masalah yang timbul pada siswa, kenyataan yang ada setelah melakukan tindakan kelas siklus I bahwa siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang tergolong siswa yang cukup kurang disiplin dalam belajar, kurang tanggung jawab terhadap kelompok, serta suasana kelas masih cukup kurang terkendali.

    3). Siswa yang kurang aktif tapi setelah dilakukan penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process pada siklus I sudah memulai rangsangan untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

    4). Guru dan peneliti sepakat untuk memotivasi siswa dengan porsi yang optimal, siswa di motivasi sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran dengan harapan siswa lebih memperhatikan dan bersemangat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

     

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

    1). Pada pertemuan pertama dengan melaksanakan rencana pembelajaran yang sama seperti pada siklus I yaitu menyampaikan pokok bahasan memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah menggunakan metode demonstration berbasis discussion process.

    2). Pada siklus II pertemuan pertama ini guru memberikan motivasi, dorongan serta bimbingan yang lebih dan intervensi kepada siswa, baik selama dan sesudah pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tujuan agar bersemangat dan maju.

    3). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk keaktifan bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti tentang proses penyelenggara yang telah dipelajari siswa baik dari buku, internet maupun hand out yang telah dibagikan pada pertemuan selanjutnuya.

    4). Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan proses demonstration berbasis discussion process dengan cara melakukan memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah. Pada saat melakukan peragakan tata cara penyelenggaraan jenazah guru melakukan demonstrasi memperagakan pada jenazah sehingga siswa dapat mengetahui secara langsung tentang bentuk jenazah, bagian-bagian utama jenajah.. Pada saat proses demonstrasi guru memberikan rangsangan-rangsangan kepada siswa untuk memicu keaktifan siswa baik dalam hal bertanya maupun melakukan uji coba pada jenazah. Pada proses demonstrasi ini barbasis diskusi, sehingga siswa dapat secara langsung bertanya kepada guru jika mereka tidak paham ketika proses demonstrasi berlangsung.

    5). Guru mengarahkan keaktifan dalam interaksi dan diskusi hasil demonstration berbasis discussion process dalam pengkomunikasian pengamatan dan percobaan serta konsep pemecahan masalah. Proses diskusi ini dilakukan di dalam kelas, yang nantinya hasil diskusi ini akan dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya.

    6). Guru mengumpulkan tugas hasil diskusi selanjutnya dikoreksi.

    7). Pada pertemuan kedua, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif melaksanakan demonstration berbasis discussion process dengan cara masing- masing kelompok di beri kesempatan untuk mendemonstrasikan tentang apa yang telah mereka diskusikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya setelah demonstrasi selesai siswa yang lain di beri kesempatan untuk memberikan pertanyaan tentang apa yang telah mereka demonstrasikan. Masing-masing kelompok diberikan waktu 5-8 menit untuk melakukan demonstrasi dan menjawab pertanyaan. Dalam hal ini guru membimbing memperhatikan dan bertindak intervensi bila ada kesulitan dan kendala yang dihadapi. Pada siklus II ini para siswa sudah menunjukan peningkatan dalam bertindak aktif baik berdiskusi maupun bertanya bila mengalami kendala mengenai materi yang disampaikan.

    8). Selanjutnya sama seperti pada siklus I guru memantau dan membandingkan hasil dari diskusi dari semua anggota kelompok mengenai pembandingan hasil kepada siswa dan menjelaskan secara ilmiah mengenai materi yang diajarkan kepada siswa dan semua siswa diharapkan dapat membantu rekannya dalam penyelesaian kesulitan serta kekompakan dalam diskusi serta memahami materi secara tuntas.

    9). Selanjutnya guru melakukan evaluasi siklus II selama 30 menit dan 10 menit untuk mengumumkan nilai dan memberikan penekanan kepada siswa untuk belajar mengenai materi berikutnya dengan sumber belajar lewat perpustakaan, internet, dan handout yang dibagikan kepada siswa.

     

    c. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II

    Dari hasil penelitian pada siklus didapatkan data sebagai berikut:

    1). Tingkat kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada siklus II adalah 86,23%. Dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel 3. Tingkat Kesiapan Siswa Pada Siklus II

    No

    Indikator Kesiapan

    %

    Rerata

    1

    Tingkat Perhatian (Atensi) Siswa

    89,00%

    86,23%

    2

    Tingkat Motivasi Siswa

    86,70%

    3

    Perhatian Siswa Terhadap Aspek Penting Pelajaran

    85,15%

     

    2). Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah 85,41%. Dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel 4. Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus II

    No

    Indikator Keaktifan

    %

    Rerata

    1

    Bertanya

    85,92%

    83,41%

    2

    Menanggapi Pertanyaan Guru Dan Teman Pada Proses

    Diskusi

    79,52%

    3

    Melakukan Diskusi Dan Menemukan Hasil Pemecahan

    Masalah

    90,62%

     

    3). Hasil prestasi belajar dari tes formatif

    Hasil tes pada siklus I terhadap 34 siswa, diperoleh data sebagai serikut:

    a). Siswa yang tuntas belajar dalam kompetensi sebanyak 29 siswa (87,75%).

    b). Siswa yang belum tuntas belajar dalam kompetensi sebanyak 5 siswa 2,25%).

     

    d. Refleksi

    1). Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI dibantu oleh peneliti pada umumnya semakin baik bila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini disebabkan guru dan

    2). Peneliti berusaha mengurangi kekurangan yang terjadi pada siklus I.

    3). Refleksi dilakukan terhadap hasil tindakan setelah jam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam selesai. Dari kegiatan ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu:

    a). Suasana kelas dalam proses pelaksanaan demonstration berbasis discussion process sudah berjalan sesuai prosedur.

    b). Kerja sama antar siswa dan tanggung jawab siswa sudah baik dalam hal berdiskusi maupun pada saat melakukan demonstrasi (presentasi) dan tanya jawab.

    c). Kekompakan siswa dalam anggota kelompok ketika melakukan presentasi demonstrasi sudah lebih solid dibandingkan pada siklus I.

    3). Tingkat kesiapan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada tindakan siklus I adalah 70,31% dan 67,97%, sedangkan pada tindakan siklus II tingkat kesiapan dan keaktifan siswa adalah 86,23% dan 85,41%. Hal ini berarti tingkat kesiapan dan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 70%.

    4). Prestasi hasil belajar pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas belajar adalah 22 siswa (68,25%), sedangkan pada evaluasi siklus II siswa yang tuntas balajar berjumlah 28 siswa (87,75%). Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI SMA Ekasakti telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 70%.

    5). Dikarenakan semua indikator penelitian telah melampaui target yang telah ditentukan yaitu 70%, maka siklus tindakan kelas dapat dihentikan.

    6). Tindak lanjut berupa peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi dalam upaya meningkatkan proses belajar siswa baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

     

    e. Evaluasi

    Penelitian pada tindakan kelas siklus II diperoleh hasil bahwa siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang telah menunjukkan peningkatan pada tingkat keaktifan, dan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu hasil prestasi siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan dibandandingkan sebelum tindakan dan pada tindakan siklus I yang ditunjukan pada sebagian besar siswa tuntas belajar pada evaluasi siklus II. Dari semua indikator yang diteliti juga telah melampaui target indikator minimum yang telah ditentukan.

    Hasil ini juga didukung dengan wawancara dengan guru dan siswa yang memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan demonstration berbasis discussion process sudah menunjukkan keberhasilan yang di tinjau dari hasil nilai siswa yang meningkat serta aktivitas kesiapan dan keaktifan siswa yang membaik dibandingkan dengan sebelum diadakan penelitian.


    KESIMPULAN

    Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process pada pembelajaran PAI, dapat meningkatkan keaktifan pada siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan keaktifan siswa dari masing-masing tindakan. Adapun peningkatan tersebut adalah tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan 23,18%, pada siklus I 67,97%, dan pada siklus II 85,41%.

    Peningkatan keaktifan siswa pada proses pembelajaran terjadi dikarenakan pada penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process mengharuskan siswa untuk aktif. Pada penerapan metode tersebut banyak melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Selain itu adanya proses demonstrasi akan memberikan rangsangan kepada siswa untuk mencoba mempraktekkan apa yang telah didemonstrasikan, serta pemberian materi diskusi dan presentasi kelompok kepada siswa akan menambah keaktifan dan kemandirian siswa. Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI SMA Ekasakti Padang. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan persentase hasil tes evaluasi yang dinyatakan tuntas dari masing-masing tindakan. Adapun persentase siswa yang mendapatkan nilai tuntas di atas 70 sebelum dilakukan tindakan adalah 31,75%, pada siklus I 68,25%, dan pada siklus II 87,75%.

    Peningkatan prestasi belajar siswa pada proses pembelajaran terjadi dikarenakan penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa. Pada pelaksanaan metode tersebut siswa dapat melihat secara langsung memperagakan tata cara penyelenggaraan jenazah, sehingga siswa tidak lagi hanya membayangkan mesin namun dapat melihat, mengamati dan mengoperasikanya. Selain itu pada penerapan metode ini siswa juga difasilitasi untuk melakukan proses diskusi dan presentasi yang secara langsung akan meningkatkan pemahaman siswa.

    Dengan meningkatnya pemahaman siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa yang telah dibuktikan dengan pemberian evaluasi pada penelitian yang telah dilakukan. Perihal ini sejalan dengan penelitian Kusuma (2020) dan Supardanayasa (2021), bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar. Sehingga penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Budianto, Arif, Ngadiman, N., Sumaryati, Sri. (2013). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Pembelajaran Metode Demonstrasi Denganmedia Dokumen Transaksi. Jupe UNS, 1(2), 1-9.

    Dakhi, O. (2022). Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 8–15.

    Daluba, Noah Ekeyi. (2013). Effect of Demonstration Method of Teaching on Students' Achievement in Agricultural Science. World Journal of Education, 3(6), 1-7.

    Ferdiansyah, Ambiyar, Zagoto, M. M., Epria, I., & Putra, D. (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis E Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada Matakuliah Media Pembelajaran Musik. KOMPOSISI: Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Seni, 21(1), 63–72. https://doi.org/10.24036/komposisi.v21i1.42098

    Harefa, A., Harefa, J. E., Zagoto, M. M., & Dakhi, O. (2022). Management of Learning Based on Pancasila Values in Early Childhood. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 3124–3132. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.2247

    Kusuma, I. N. Anda. (2020). Penerapan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas Viii A Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 SMP Negeri 4 Nusa Penida. Widyadari: Jurnal Pendidikan, 21(1), 119-127.

    Laoli, Adieli, Oskah Dakhi, and Maria Magdalena Zagoto (2022). The Application of Lesson Study in Improving the Quality of English Teaching. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 4(2), 2238–46.

    Laoli, J. Kristian., Dakhi, O., Zagoto, M. M. (2022). Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan BK pada Perkuliahan Filsafat Pendidikan. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 4408-4414.

    Lase, A., & Ndruru, F. I. . (2022). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 35–44.

    Masril, M., Dakhi, O., Nasution, T., Ambiyar. (2020). Analisis Gender Dan Intellectual Intelligence Terhadap Kreativitas. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18 (2), 182-191. https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i2.1847

    Masril, M., Jalinus, N., Jama, J., & Dakhi, O. (2020). Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Kurikulum 2013 Di SMK Negeri 2 Padang. Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 12 (1), 12-25.

    Novalinda, R., Dakhi, O., Fajra, M., Azman, A., Masril, M., Ambiyar, A., & Verawadina, U. (2020). Learning Model Team Assisted Individualization Assisted Module to Improve Social Interaction and Student Learning Achievement. Universal Journal of Educational Research, 8(12A), 7974–7980. https://doi.org/10.13189/ujer.2020.082585.

    Novalinda, R., Prima, F. K., Mallisza, D., & Ambiyar, A. (2020). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Entrepreneurship Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Manajemen Optik. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18(2), 192. https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i2.1859.

    Rina, Cut, Endayani, TB., & Agustina, Maya. (2020). Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Al-Azkiya: Jurnal Pendidikan MI/SD, 5 (2), 150-158.

    Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.

    Supardanayasa, I Ketut. (2021). Penerapan Metode Demonstrasi Dan Penugasan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jurnal Bakti Saraswati, 10 (01), 26-36.

    Telaumbanua, A. (2022). Kontribusi Penggunaan Media Pembelajaran Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Kayu. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 29–34. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.5

    Telaumbanua, A., Dakhi, O., & Zagoto, M. M. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Modul Pada Mata Kuliah Praktek Kayu. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(2), 839–847.

    Timor, A. R., Ambiyar, Dakhi, O., Verawadina, U., & Zagoto, M. M. (2021). Effectiveness of Problem-Based Model Learning on Learning Outcomes and Student Learning Motivation In Basic Electronic Subects. International Journal of Multi Science, 1(10), 1–8.

    Zebua, Y., Zagoto, M. M., & Dakhi, O. (2022). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction pada Mata Kuliah Hidrolika. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 3761–3770. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i3.2730

    Zebua, Y., Zagoto, M. M., & Dakhi, O. (2021). Implementasi Model Pembelajaran Predict Observe Explain Berbasis Drill and Practice Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 5(2), 872–881.

    Zagoto, M. M. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Word Square. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.1

    Zagoto, Maria M. & Nevi Yarni (2019). Perbedaan Individu dari Gaya Belajarnya Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 2(2), 259-265.


     

    Submitted

    Accepted

    Published

    : https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.13

    02-05-2022

    22-05-2022

    25-05-2022

     

Loading...
Issue Details
Showing 1 to 16 of 16 entries
Article TitleAuthorsVol InfoYear
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Article TitleAuthorsVol InfoYear
Showing 1 to 16 of 16 entries
Similar Articles
Loading...
Similar Article Headings
Loading...
Similar Books
Loading...
Similar Chapters
Loading...
Similar Thesis
Loading...

Similar News

Loading...
About Us

Asian Research Index (ARI) is an online indexing service for providing free access, peer reviewed, high quality literature.

Whatsapp group

asianindexing@gmail.com

Follow us

Copyright @2023 | Asian Research Index