Search from the Journals, Articles, and Headings
Advanced Search (Beta)
Home > Educativo: Jurnal Pendidikan > Volume 1 Issue 1 of Educativo: Jurnal Pendidikan

Penerapan Keterampilan Proses Dasar Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa |
Educativo: Jurnal Pendidikan
Educativo: Jurnal Pendidikan

Article Info
Authors

Volume

1

Issue

1

Year

2022

ARI Id

1682060067667_2379

Pages

112-123

DOI

10.56248/educativo.v1i1.18

PDF URL

https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/download/18/54

Chapter URL

https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/view/18

Subjects

Keterampilan proses dasar aktivitas hasil belajar

Asian Research Index Whatsapp Chanel
Asian Research Index Whatsapp Chanel

Join our Whatsapp Channel to get regular updates.

Abstract

The purpose of this Learning Improvement research is to improve learning activities and learning outcomes in mathematics with the application of a basic process skills approach based on an environment-based class VI SDN 156/III Tangil, Kerinci Regency. The subjects of this study were the sixth grade students of SDN 156/III Tangil, Kerinci Regency, totaling 16 students. The classroom action research procedure carried out by the researcher is based on the CAR model, namely Kemmis and Mc Taggart which consists of planning, implementing, observing and evaluating activities. This research was carried out in 2 cycles with 2 meetings in each cycle. In the first cycle of student activity obtained with a classical average of 62.93% which is included in the Good qualification. In cycle 2, student activity increased with an average percentage of student activity 71.16% with good qualifications. This means that there is an increase of 6.23%. Student learning outcomes in cycle 1 with an average obtained of 60.00 with fairly good qualifications and increased in cycle 2 with an average obtained of 81.94 with good qualifications. This means that there is an increase of 21.94.

 

Keywords: basic process skills, activities, learning outcomes


PENDAHULUAN

Lemahnya pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini, merupakan suatu realita dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah, Dalam menghadapi era globalisasi yang di iringi dengan perkembangan IPTEK yang semakin pesat (Dakhi et al., 2020; Rusli et al., 2021). Pendidik di tuntut untuk dapat mengolah informasi dengan cepat dan tepat, kreatif, mandiri serta mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya untuk menjawab berbagai tantangan (Rusli & Antonius, 2019). Untuk itu, sangatlah dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan dapat diandalkan dalam berbagai aspek kehidupan. Sumber daya manusia yang berkualitas ini akan diperoleh dengan cara seseorang menjalani proses pendidikan. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan sebagai salah satu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif, mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik (Fajra et al., 2020; Firman, 2021, Mardhiah et al., 2020; Novalinda et al., 2020; Zagoto et al., 2019).

Pendidikan merupakan investasi yang berharga bagi kehidupan manusia. Pendidikan telah di mulai sejak manusia lahir dan tetap akan berlanjut sepanjang hayatnya. Sebagai investasi masa depan pendidikan menjadi faktor penentu di dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM). Semakin maju perkembangan zaman menuntut manusia untuk menyadari akan pentingnya pendidikan. Hal utama yang diharapkan dengan adanya pendidikan adalah tercetaknya sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul disegala bidang (Laoli et al., 2021; Suniti, 2019).

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Fajra et al., 2020; Ferdiansyah et al., 2020). Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda (Harefa et al., 2022; Lase & Ndruru, 2022). Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan mencapai tujuan tertentu yang telah di rumuskan sebelum pelajaran di lakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran (Ndruru et al., 2022; Rusli, 2019; Zagoto, 2022).

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan hendaknya dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Dakhi, 2022; Riyadi & Adilah, 2022; Zagoto et al., 2018). Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi tetapi sebagai pendorong belajar agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatan pembelajaran. Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di kelas (Zagoto, 2019).

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan harusnya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat di lihat dari prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran dan dengan melalui prestasi belajar kita dapat mengetahui ketercapaian peserta didik terhadap suatu mata pelajaran (Azman, 2020).

Matematika merupakan sebuah ilmu pasti yang menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini (Bohalima, 2022). Selain itu, matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua peserta didik dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Menurut sebagian besar peserta didik, matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan cenderung tidak disukai, sehingga berdampak pada kurangnya motivasi belajar peserta didik dan menyebabkan prestasi belajar matematika rendah (Zagoto, 2018).

Motivasi tentu sangat diperlukan dalam kegiatan belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Keterampilan proses peserta didik merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar peserta didik yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dipelajari, dipahami, dihayati dan di ingat dalam waktu yang relatif lama. Kurangnya keterampilan proses peserta didik menjadikan peserta didik cepat melupakan konsep matematika (Zagoto, 2018).

Pendidikan sekolah mencakup semua mata pelajaran dan salah satu adalah mata pelajaran matematika. Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif aksiomatik (Lestari, 2016). Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa. Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan di anggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah di terima kebenarannya. mengatakan bahwa: Matematika adalah sebagai ilmu mengenai struktur akan mencakup tentang hubungan, pola maupun bentuk, dapat dikatakan matematika berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur dan hubungan dengan konsep-konsep abstrak (Djuanda, 2017).

Mengingat pendidikan sangat penting bagi kehidupan setiap manusia, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga mewujudkan hasil yang diharapkan. Agar tercapainya hasil yang sangat diharapkan maka guru berupaya semaksimal mungkin untuk mampu menggunakan berbagai metode atau pendekatan secara arif dan bijaksana dalam melaksanakan proses pembelajaran terhadap siswa. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang salah satu ciri khasnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Siswa diharapkan terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran (Khusna, 2019).

Kegiatan belajar mengajar (KBM) pada KTSP dan Kurikulum K-13 yaitu berpusat pada siswa, mengembangkan kreatifitas siswa, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat (Fajra, et al., 2020). Oleh karena itu, guru harus mampu menggunakan model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

 

METODE

Prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan model PTK yaitu kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi (Wulandari, 2017). Tahapan pelaksanaan siklus penelitian dapat dilihat pada bagan berikut:

 

Gambar 1. Model Kemmis & Mc Taggart

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:

a) Berkoordinasi dan bekerjasama dengan teman sejawat

b) Menyiapkan silabus pembelajaran yang akan dilakukan.

c) Membuat, rencana pelaksanaan, pembelajaran, (RPP) dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dasar

d) Membuat atau menyusun lembar observasi.

 

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus ini adalah dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selama proses pembelajaran berlangsung, guru maupun peneliti mengajar menggunakan RPP yang sebelumnya telah di rancang. Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan pembelajaran tidak selalu terpaku sepenuhnya pada RPP, akan tetapi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan perubahan-perubahan yang sekiranya diperlukan menyesuaikan waktu yang tersedia maupun kondisi peserta didik. Menghindari adanya miskomunikasi antara peneliti dengan teman sejawat, maka sebelum dilaksanakan tindakan peneliti menginformasikan kepada guru terlebih dahulu.

 

3. Pengamatan

Observasi merupakan cara untuk melihat sejauh mana pengaruh dari tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus. Maka instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan lembar observasi untuk aktivitas siswa. Untuk memperkuat hasil pengamatan, peneliti juga menggunakan catatan lapangan yang berisi segala hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

 

4. Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian tindakan penelitian pada setiap siklus yang telah dilakukan. Hasil refleksi nantinya akan dijadikan bahan perbaikan atau masukan bagi siklus selanjutnya.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi adalah mengamati (watching) dan mendengar (listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang menghasilkan atau memenuhi syarat untuk digunakan kedalam tingkat penafsiran analisis (Sugiyono, 2019). Adapun teknik observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi partisipatif, karena dalam penelitian ini peneliti bukan hanya sekedar menjadi pengamat saja akan tetapi peneliti juga akan ikut berpartisipatif dalam kegiatan penelitian.

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan peserta didik kelas VI pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan berpedoman pada lembar observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen lembar observasi berskala Likert 1-4 untuk kisi-kisi aktivitas siswa. Sedangkan untuk instrumen lembar observasi aktivitas guru menggunakan skala Guttman, yaitu Ya dan Tidak.

 

Table 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No

Indikator

Skor

Kriteria

 

1

Mengobservasi/

Pengamatan

1

Tidak Dapat Melakukan Observasi Terhadap Objek Pengamatan

2

Melakukan Observasi atau Pengamatan Dengan Cukup

3

Melakukan Observasi atau Pengamatan Dengan Baik

4

Melakukan Observasi atau Pengamatan Dengan Sangat Baik

2

Mengklasifikasikan

1

Tidak Dapat Mengklasifikasikan Objek Yang Diamati

2

Mengklasifikasikan Dengan Arahan atau Petunjuk Guru

3

Mengklasifikasikan Dengan Sendiri Dengan Petunjuk Buku

4

Mengklasifikasikan Dengan Sendiri

3

Mengukur

1

Tidak Dapat Melakukan Pengukuran

2

Melakukan Pengukuran Sendiri Dengan Petunjuk Guru Namun Salah

3

Melakukan Pengukuran Sendiri Dengan Petunjuk Guru Dan Benar

4

Melakukan Pengukuran Sendiri Dan Benar

 

 

 

2). Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui data hasil belajar MTK menggunakan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan. Tes diberikan di akhir siklus berupa soal yang sebelumnya divalidasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar Matematika adalah tes hasil belajar. jenis tes objektif bentuk tes pilihan ganda biasa dengan satu jawaban benar. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran Matematika yang mereka peroleh dari kelas VI, setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a, b, c, dan d). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif didapatkan melalui observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung menggunakan lembar observasi. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dari pelaksanaan siklus kemudian di analisis menggunakan teknik persentase guna melihat kejadian di lapangan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan, yaitu: Observasi yang dilakukan menggunakan rumus menurut (Astoto, 2020).

Setelah menghitung aktivitas siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran MTK. Selanjutnya mengitung kriteria ketuntasan kelas dan presentase keberhasilan pengunaan pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan yang mengadaptasi rumus dari (Hutabarat, 2020).

Presentase siswa secara klasikal:






Shape5 Presentase keberhasilan:





Shape6 Selanjutnya mengkategorikan hasil penilaian/presentase yang diperoleh sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Berikut adalah tabel kategori yang digunakan: dengan menggunakan rumus berikut :



 

Kemudian membuat kategori sesuai nilai persentase yang diperoleh persentase di dapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kegiatan pembelajaran, serta standar guna meningkatkan pembelajaran lebih baik dari sebelumnya.

Tabel 2. Kualifikasi Keberhasilan

Skor (%)

Kualifikasi

81-100

Sangat Baik

61-80

Baik

41-60

Cukup Baik

21-40

Kurang

0-20

Sangat Kurang

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penerapan pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pembelajaran matematika kelas VI Sekolah Dasar Negeri 156/III Tangkil yang berlokasi di Kabupaten Kerinci merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika. Berdasarkan temuan awal yang telah diuraikan pada pendahuluan menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika belum terlaksana dengan baik. Aktivitas belajar siswa masih rendah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan di pilih sebagai upaya guru dalam perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas bersiklus. Pada penelitian ini proses perbaikan dilaksanakan sebanyak 2 siklus.

1. Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sesuai dengan materi pembelajaran yang tercakup dalam Kompetensi Dasar. Kegiatan pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan melakukan pengamatan/observasi terhadap aktivitas keterampilan proses yang dikuasai siswa dan dan hasil belajar siswa.

  • Aktivitas Siswa pada Siklus 1

    Aktivitas siswa yang diamati meliputi beberapa indikator pengamatan terkait aktivitas yang tercakup dalam keterampilan proses. Adapun indikator yang diamati adalah aktivitas mengobservasi atau pengamatan, mengklasifikasi, dan mengukur. Berikut disajikan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 sebagai berikut.

    Tabel 3. Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus 1

    No

    Nama Siswa

    Rerata % Aktivitas Siswa

    Kualifikasi

    1

    Abil

    75

    Baik

    2

    Alvina

    66,67

    Cukup Baik

    3

    Fahri

    91,67

    Sangat Baik

    4

    Ayandi.

    41,64

    Sangat Kurang Baik

    5

    Jiranda

    83,33

    Sangat Baik

    6

    Kayla

    50

    Kurang Baik

    7

    Ledisia

    33,33

    Sangat Kurang Baik

    8

    Marsel

    58,33

    Cukup Baik

    9

    Marvel

    75

    Baik

    10

    M. Nabil

    33,33

    Sangat Kurang Baik

    11

    Nazwa

    75

    Baik

    12

    Nashifa

    83,33

    Sangat Baik

    13

    Reno

    66,67

    Cukup Baik

    14

    Reza

    75

    Baik

    15

    Araul. J

    41,64

    Kurang Baik

    16

    Zauna

    50

    Kurang Baik

    Jumlah Nilai Aktivitas Siswa

    1000,94

    Rata-rata aktivitas siswa

    62,93 %

    Tabel 3, di atas menunjukan persesntase rata-rata aktivtas siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan kelas VI Sekolah Dasar Negeri 156/III Tangkil yang berlokasi di Kabupaten Kerinci dengan jumlah nilai aktivitas siswa 1000,94 dan rata-rata aktivitas kelas 62,93% yang termasuk dalam kualifikasi Cukup Baik. Untuk tiap kualifikasi yang diperoleh dalam pengamatan aktivitas siswa sebagai berikut:

    Tabel 4. Persentase Kualifikasi Aktivitas Siswa Siklus 1

    Kualifikasi

    Jumlah

    %

    Sangat Baik

    3

    18,75

    Baik

    4

    25,00

    Cukup Baik

    3

    18,75

    Kurang

    3

    18,75

    Sangat Kurang

    3

    18,75

    Jumlah

    16

    100%

    Persentase kualifikasi aktivitas siswa pada tabel 4, di atas dapat di lihat bahwa dari hasil pengamatan persentase tertinggi yang diperoleh siswa pada taraf kualifikasi Baik dengan persentase 4,00%, sementara itu masih ada siswa dalam kategori sangat kurang dengan persentase 8,00%. Secara visual, aktivitas siswa pada siklus 1 dalam proses pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 156/III Tangkil yang berlokasi di Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada grafik berikut:

    Gambar 2. Kualifikasi Aktivitas Siswa Siklus 1

    b. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1

    Hasil belajar pada pembelajaran MTK dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan dilakukan pada akhir siklus1. Adapun hasil belajar pembelajaran MTK siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

     

     

    Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1

    No

    Nama Siswa

    Nilai

    Kualifikasi

    1

    Abil

    90

    Baik

    2

    Alvina

    70

    Baik

    3

    Fahri

    70

    Baik

    4

    Ayandi. H

    30

    Kurang

    5

    Jiranda

    80

    Baik

    6

    Kayla. S

    40

    Kurang

    7

    Ledisia. P

    30

    Kurang

    8

    Marsel. S

    80

    Baik

    9

    Marvel. A

    70

    Baik

    10

    Nabil. R

    60

    Cukup Baik

    11

    Nazwa

    70

    Baik

    12

    Nashifa

    80

    Baik

    13

    Reno. A

    70

    Baik

    14

    Reza. PA

    60

    Cukup Baik

    15

    Syauqina. J

    30

    Kurang

    16

    Zauna M

    30

    Kurang

    Jumlah Nilai

    960

    Rerata Hasil Belajar

    60,00

    Hasil belajar tabel 5, di atas menunjukkan bahwa hasil belajar MTK siswa dengan menggunakan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan dengan jumlah 960 dan rata-rata yang diperoleh 60,00 dengan kualifikasi cukup baik. Rata-rata ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yakni 70%.

    Masih rendahnya hasil belajar siswa dilihat selama proses pembelajarn diketahui bahwa pemanfaatan lingkungan blum optimal. Kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

     

    2. Perbaikan Pembelajaran Siklus 2

    Pelaksanaan Siklus 1 dan Kegiatan pada siklus 2 ini dilakukan dengan melihat kelemahan atau kekurangan yang telah dilakukan pada siklus 1. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan perbaikan di siklus 2 ini, pemanfaatan lingkungan dilakukan secara keseluruhan sesuai dengan rancangan RPP yang di buat. Selain itu proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hasil perbaikan pembelajaran siklus 2 dapat di lihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa berikut.

    a. Aktivitas Siswa Pada Siklus 2

    Seperti halnya pada siklus 1, aktivitas siswa selama proses pembelajaran MTK dilihat menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Adapun rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus 2 sebagai berikut:

    Tabel 6. Persentase Aktivitas Siswa Pada Siklus 2

    No

    Nama Siswa

    Rerata % Aktivitas Siswa

    Kualifikasi

    1

    Abil

    93,33

    Sangat Baik

    Alvina

    75

    Baik

    3

    Fahri

    91,67

    Sangat Baik

    4

    Ayandi. H

    75

    Baik

    5

    Jiranda

    95,67

    Sangat Baik

    6

    Kayla. S

    66,67

    Baik

    7

    Ledisia. P

    50

    Cukup Baik

    8

    Marsel. S

    69,67

    Baik

    9

    Marvel. A

    75,80

    Baik

    10

    Nabil. R

    83,33

    Sangat Baik

    11

    Nazwa

    75,80

    Baik

    12

    Nashifa

    93,33

    Sangat Baik

    13

    Reno. A

    66,67

    Baik

    14

    Reza. PA

    92,33

    Sangat Baik

    15

    Syauqina Araul. J

    50

    Cukup Baik

    16

    Zauna

    76,67

    Baik

    Jumlah Nilai Aktivitas Siswa

    1138,61

     

    Rerata Aktivitas Siswa

    71,16

    Aktivitas siswa pada siklus 2 pada tabel 6, menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa di banding aktivitas pada siklus 1. Pada siklus 2 di dapat jumlah nilai aktivitas siswa 1138,61 dan nilai rata-rata persentase aktivitas siswa 71,16% dengan kualifikasi baik. Selanjutnya untuk persentase kualifikasi pada perolehan aktivitas siswa sebagai berikut:

    Tabel 7. Persentase Kualifikasi Aktivitas Siswa Siklus 2

    Kualifikasi

    Jumlah

    %

    Sangat Baik

    6

    37,50

    Baik

    8

    50,00

    Cukup Baik

    2

    12,50

    Kurang

    0

    0

    Sangat Kurang

    0

    0

    Jumlah

    16

    100%

    Tabel kualifikasi yang diperoleh dari persentae aktivitas siswa dapat di lihat bahwa adanya peningkatan kualifikasi dengan persentase tertinggi pada kualifikasi Baik dengan persentase 50,00% sementara itu kulaifikasi terendah pada kualifikasi Cukup Baik dengam persentase 121,50. Secara visual kulaifikasi aktifitas siswa dapat di lihat sebagai berikut:

    Gambar 3. Kualifikasi Aktivitas Siswa Siklus 2

    b. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2

    Adapun hasil belajar pembelajaran MTK siswa pada siklus 2 dapat di lihat pada tabel 8 berikut:

    Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 2

    No

    Kode

    Nama Siswa

    Nilai

    Kualifikasi

    1

    Abil

    95

    Sangat Baik

    2

    Alvina

    85

    Baik

    3

    Fahri

    75

    Baik

    4

    Ayandi. H

    60

    Cukup Baik

    5

    Jiranda

    85

    Baik

    6

    Kayla. S

    70

    Baik

    7

    Ledisia. P

    70

    Baik

    8

    Marsel. S

    93

    Sangat Baik

    9

    Marvel. A

    80

    Baik

    10

    Nabil. R

    90

    Sangat Baik

    11

    Nazwa

    95

    Sangat Baik

    12

    Nashifa

    93

    Sangat Baik

    13

    Reno. A

    75

    Baik

    14

    Reza. PA

    70

    Baik

    15

    Araul. J

    85

    Baik

    16

    Zauna

    90

    Sangat Baik

    Jumlah Nilai

     

    Rerata Hasil Belajar

    81,94

    Hasil belajar pada tabel 8 memperlihatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan dengan Jumlah nilai 1311 dan rata-rata hasil belajar yang diperoleh 81,94 dengan kualifikasi Baik. Artinya rata-rata ini sudah menunjukan indikator keberhasilan sehingga siklus dihentikan. Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 4, sebagai berkut:

    Gambar 4. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 dan 2

    Pembahasan

    Penelitian ini didasarkan atas rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 156/III Tangkil yang berlokasi di Kabupaten Kerinci. Sehingga diperlukan perbaikan pembelajaran oleh guru sebagai tenaga pendidik sebagai upaya peningkatan kompetensi profesional dan sebagai bentuk upaya dalam peningkatan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pengemasan pembelajaran yang menarik dapat memanfaatkan alam atau lingkungan sebagai sarananya. ini pun juga dapat menjadi solusi ketika di dalam pembelajaran terkendala akan adanya keterbatasan peralatan.

    Upaya yang dilakukan guru dalam perbaikan proses pembelajaran ini dilakukan menggunakan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan. Ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya nyata guru mencapai tujuan pembelajaran dan perubahan proses perbaikan. Semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran diarahkan pada perolehan hasil belajar siswa dari pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan jalan belajar aktif melalui keterampilan proses.

    Pendekatan keterampilan proses memiliki tujuan agar aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengembangkan sendiri fakta dan konsep, selain itu menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang diharapkan.

    Pada penelitian ini dihasilkan dengan meningkatkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa diperoleh dengan rata-rata secara klasikal 62,93% yang termasuk dalam kualifikasi Cukup Baik. Pada siklus 2 aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata persentase aktivitas siswa 71,16% dengan kualifikasi baik. Sementara itu, hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan rata-rata yang diperoleh 60,00 dengan kualifikasi cukup baik dan meningkat pada siklus 2 dengan rata-rata yang diperoleh 81,94 dengan kualifikasi Baik. Adanya hubungan antara peningkatan aktivitas dan peningkatan hasil belajar. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.

    Peningkatan aktivitas dan hasil belajar tidak terlepas dari penggunaan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan pada proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh peneliti. Pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai pembelajaran yang lebih efektif.

    Keefektifan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar, yaitu agar siswa mendapat pemahaman yaitu : (1) siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (2) siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya, (3) melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, (4) melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, (5) mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, (6) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah Pembelajaran pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk mengoptimalkan ketertiban siswa melalui penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar.

     

    KESIMPULAN

    Penerapan pendekatan keterampilan proses dasar berbasis lingkungan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pembelajaran dan pada siklus I aktivitas siswa diperoleh dengan rata-rata secara klasikal dalam kualifikasi Baik. Pada siklus 2 aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata persentase aktivitas siswa dengan kualifikasi baik. Artinya terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 dengan rata-rata yang diperoleh dengan kualifikasi cukup baik dan meningkat pada siklus 2 dengan rata- rata yang diperoleh dengan kualifikasi Baik.


    DAFTAR PUSTAKA

    Astoto, J. W. (2020). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Muatan Pelajaran Matematika Materi Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas 3 SD Negeri Duwet. Paper Knowledge. TSHEs: Confrence, 7(2), 107–115.

    Azman, A., Ambiyar, Simatupang, W., Karudin, A., Dakhi, O. (2020). Link And Match Policy In Vocational Education To Address The Problem Of Unemployment. International Journal Of Multi Science, 1(6), 76-85.

    Bohalima, Y. H. (2022). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Persamaan Garis Lurus. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 22–28. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.4

    Dakhi, O. (2022). Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 8–15. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.2

     

    Dakhi, O., Jama, J., Irfan, D., Ambiyar, Ishak. (2020). Blended Learning: A 21st Century Learning Model At College. International Journal Of Multi Science, 1(8), 50-65.

     

    Djuanda. (2017). Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat. Jurnal Kreatif Tadulako, 53(9), 35-43.

     

    Fajra, M., Ambiyar, A., Rizal, F., & Dakhi, O. (2020). Pengembangan Model Evaluasi Kualitas Output Pembelajaran Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Kota Padang. Cakrawala: Jurnal Pendidikan, 14(1), 1-9. https://doi.org/10.24905/cakrawala.v14i1.1480

    Fajra, M., Jalinus, N., Jama, J., & Dakhi, O. (2020). Model Pengembangan Kurikulum Sekolah Inklusi Berdasarkan Kebutuhan Perseorangan Mahasiswa Didik. Jurnal Pendidikan 21 (1), 51-63.https://doi.org/10.33830/jp.v21i1.746.2020

    Ferdiansyah, Ambiyar, Zagoto, M. M., Putra, I E D., (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis E Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada Matakuliah Media Pembelajaran Musik. Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni, 21(1), 062-072. DOI:https://doi.org/10.24036/komposisi.v21i1.108082

    Firman, M. (2021). Sistem Informasi Data Administrasi Pada PT.Wanamukti Wisesa Tebo. Prosiding Jurnal Senatika Stmik Pelita Indonesia Riau, 1(1), 180–191.

    Harefa, Amstrong, Jesslyn Elisandra Harefa, Maria Magdalena Zagoto, and Oskah Dakhi (2022). Management of Learning Based on Pancasila Values in Early Childhood. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6(4):3124–32

    Hutabarat, H. D. (2020). Peningkatan Kreativitas Siswa Melalui Media Pembelajaran Berbasis E-Learning Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Angkola Timur. Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan, 8(4), 508–512.

    Khusna, N. (2019). Upaya Membentuk Karakter Mandiri Santri Usia Sekolah Dasar. IAIN Ponorogo, 8(5), 1-10.

    Laoli, A. (2021). Improving English Speaking Skills Through Debate Methods in Students Junior High School. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 5240–5246. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1706

    Lase, A., & Ndruru, F. I. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Inquiry Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 35–44. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.6

    Lestari, K. E. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Deduktifaksiomatik Mahasiswa Menggunakan Teknikprobing-Prompting Pada Mata Kuliahanalisis Real Lanjut. Lemma, III(1),78-90.

     

    Masril, M., Dakhi, O., Nasution, T., & Ambiyar, A. (2020). Analisis Gender Dan Intellectual Intelligence Terhadap Kreativitas. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 18(2), 182–191. https://doi.org/10.31571/edukasi.v18i2.1847

     

    Ndruru, M., Harefa, T., & Harefa, N. A. J. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 96–105. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.14

     

    Novalinda, R., Dakhi, O., Fajra, M., Azman, A., Masril, M., Ambiyar, A., & Verawadina, U. (2020). Learning Model Team Assisted Individualization Assisted Module to Improve Social Interaction and Student Learning Achievement. Universal Journal of Educational Research, 8(12A), 7974–7980. https://doi.org/10.13189/ujer.2020.082585

     

    Riyadi, S., & Adilah, N. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Di SMA Ekasakti Padang Dengan Metode Pembelajaran Demonstration Berbasis Discussion Process. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 84–95. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.13

     

    Rusli, M. (2019). Pengembangan E-Learning Mata Pelajaran Teknologi Layanan Jaringan. Joise, 3(2), 57–63.

     

    Rusli, M., & Antonius, L. (2019). Meningkatkan Kognitif Siswa SMAN I Jambi Melalui Modul Berbasis E-Book Kvisoft Flipbook Maker. Jurnal Sistem Komputer Dan Informatika (JSON), 1(1), 59. https://doi.org/10.30865/json.v1i1.1397

     

    Rusli, M., Djauhari, T., & Aminuddin, F. H. (2021). Sistem Informasi Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Simulasi Digital Pada SMK Revany Indra Putra. Jurnal Sistem Komputer dan Informatika (JSON), 3(2), 134–140. https://doi.org/10.30865/json.v3i2.3618

     

    Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D, penerbit. Alfabeta: Bandung.

     

    Suniti, M. (2019). Model Pembelajaran IPS Berbasis Lingkungan Hidup. Edueksos, VIII(1), 43–57.

     

    Wulandari, D. (2017). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas II SD Negeri II Kemloko Dengan Menggunakan Model Make A Make. Taman Cendekia, 01(02), 113–120.

     

    Zagoto, Maria M. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematic Educations Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Education And Development, 3(1), 53-61.

    Zagoto, M. M. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Word Square. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1), 1–7. https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.1

     

    Zagoto, M. M., Yarni, N., & Dakhi, O. (2019). Perbedaan Individu Dari Gaya Belajarnya Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 2(2), 259–265. https://doi.org/10.31004/jrpp.v2i2.481

     

    Zagoto, M. M. & Dakhi, O. (2018). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Peminatan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 1(1), 157-170.







     

    Submitted

    Accepted

    Published

    : https://doi.org/10.56248/educativo.v1i1.18

    16-05-2022

    20-06-2022

    23-06-2022

     

Loading...
Issue Details
Showing 1 to 16 of 16 entries
Article TitleAuthorsVol InfoYear
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Volume 1 Issue 1
2022
Article TitleAuthorsVol InfoYear
Showing 1 to 16 of 16 entries
Similar Articles
Loading...
Similar Article Headings
Loading...
Similar Books
Loading...
Similar Chapters
Loading...
Similar Thesis
Loading...

Similar News

Loading...
About Us

Asian Research Index (ARI) is an online indexing service for providing free access, peer reviewed, high quality literature.

Whatsapp group

asianindexing@gmail.com

Follow us

Copyright @2023 | Asian Research Index